Jumat, 31 Januari 2014
Kamis, 30 Januari 2014
Sabtu, 11 Januari 2014
Songket Pandai Sikek
Bahan-bahan
tenun songket Pandai Sikek :
1. Benang ,
kira-kira panjangnya 2 meter dan lebarnya untuk kain 95 cm , sedangkan untuk
selendangnya 35 & 50 cm
2. Makaf (benang
emas)
3. Benang Kristal
4. Benang sutra
(suto)
5. Turak , untuk
tempat makaf, benang kristal dan benang sutra
6. Lidi , untuk
membantu pembuatan motif
7. Alat pembuat
motif (pancukia) , terbuat dari bambu yang di pipihkan dan dihaluskan ,
ujungnya di runcingkan
8. Palapah , terbuat
dari papan yang di pipihkan dan dihaluskan , ujungnya juga di runcingkan
Motif-motif
dari selendang yang ada pada songket Pandai Sikek :
· Motif lagerang
·
Motif love
·
Motif pucuk
Motif kotak-kotak
·
Motif piteh
·
Motif kunang-kunang
·
Motif bugih
·
Motif buah pala
·
Motif berantai
·
Motif tapak gajah
·
Motif melati
·
Motif kandang kudo
·
Motif saik galamai
·
Motif ais
Jumat, 03 Januari 2014
Ringkasan isi kitab Pararaton
Ringkasan isi kitab Pararaton
Serat Pararaton, atau Pararaton saja
(bahasa Kawi:
"Kitab Raja-Raja"), adalah sebuah kitab naskah Sastra Jawa Pertengahan yang digubah dalam
bahasa Jawa Kawi. Naskah ini cukup singkat, berupa 32 halaman seukuran folio
yang terdiri dari 1126 baris. Isinya adalah sejarah raja-raja Singhasari
dan Majapahit
di Jawa Timur. Kitab ini juga dikenal dengan nama "Pustaka Raja",
yang dalam bahasa Sanskerta juga berarti "kitab
raja-raja". Tidak terdapat catatan yang menunjukkan siapa penulis
Pararaton.
Pararaton diawali dengan cerita mengenai inkarnasi Ken Arok,
yaitu tokoh pendiri kerajaan Singhasari (1222–1292). Selanjutnya hampir
setengah kitab membahas bagaimana Ken Arok meniti perjalanan hidupnya, sampai
ia menjadi raja pada tahun 1222. Penggambaran pada naskah bagian ini cenderung
bersifat mitologis.
Cerita kemudian dilanjutkan dengan bagian-bagian naratif pendek, yang diatur
dalam urutan kronologis. Banyak kejadian yang tercatat di sini diberikan
penanggalan. Mendekati bagian akhir, penjelasan mengenai sejarah menjadi
semakin pendek dan bercampur dengan informasi mengenai silsilah
berbagai anggota keluarga kerajaan Majapahit. Penekanan atas pentingnya kisah
Ken Arok bukan saja dinyatakan melalui panjangnya cerita, melainkan juga
melalui judul alternatif yang ditawarkan dalam naskah ini, yaitu: "Serat
Pararaton atawa Katuturanira Ken Angrok", atau "Kitab
Raja-Raja atau Cerita Mengenai Ken Angrok". Mengingat tarikh yang
tertua yang terdapat pada lembaran-lembaran naskah adalah
1522 Saka (atau 1600 Masehi), diperkirakan bahwa bagian terakhir dari teks
naskah telah dituliskan antara tahun 1481 dan 1600, dimana kemungkinan besar
lebih mendekati tahun pertama daripada tahun kedua.
Langganan:
Postingan (Atom)